Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Tanggal lahirku

Gambar
Selamat yaa... Panjang umur yaa... Sukses yaa.... Selalu sehat yaa... Berkah yaa... Sepotong kata-kata yang diucapkan oleh saudara-saudari dan kerabat ku untuk mengekspresikan kegembiraan pada hari kelahiranku. Semua terlihat senang Semua terlihat bahagia Semua mendoakan Mendoakan yang baik-baik Sepotong kata yang dapat menjawab semua ungkapan kegembiraan dan doa.  Aamiin. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kalian. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita. Teman.. Sahabat.. Saudara-saudari ku 28 Nopember Memang benar, tanggal ini tercatat sebagai tanggal kelahiranku. Ia tercatat dalam akta kelahiran, kartu keluarga, KTP, SIM dan pasporku. Memang benar, ada sebersit kebahagiaan dihatiku atas perhatian dan doa-doa kalian Dan terus menerus aku meng-aamiin kan doa kalian Semoga Allah menyegerakan mengabulkannya. Namun demikian... Ada terbersit ingatanku ke masa lampau ku Pada tanggal yang sama Ditengah malam Di akhir bulan Romadhon Ketika sebagian besar kaum musl

Munajat pagiku

Alhamdulillah Kau masih beri kesempatan pada hamba-Mu yang penuh dengan dosa ini untuk masih bisa menghirup udara hari ini. Kau masih beri kesempatan pada hamba-Mu ini untuk bermunajat Kau masih beri kesempatan pada hamba-Mu untuk bertobat. Rabb, Terimalah tobat hamba-Mu ini. Tak ada tempat bagi hamba untuk minta pertolongan selain hanya kepada-Mu Tak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa hamba selain Engkau Rabb, terimalah tobat hamba Begitu banyak dosa dan kesalahan yang telah hamba buat Hingga hamba tak lagi sanggup untuk menghitungnya Ampuni Yaa Rabb Berikan kekuatan pada hamba agar selalu istiqomah dalam tobat Berikan kekuatan pada hamba agar selalu istiqomah dalam taat Jauhkan hamba dari apapun yang bisa mengarahkan hamba pada kemaksiatan dan dosa Rabb, Engkaulah yang berkuasa atas segala sesuatu Takdirkan hamba sebagai salah satu dari hamba-hamba Mu yang selamat Di dunia dan di akherat Rabb, Tanggal hari ini, tercatat sebagai tanggal kelahira

Pada akhirnya....

Baru saja lewat satu minggu saya menulis tentang mati sebelum mati . Kisah tentang orang tua yang 'terpaksa' meninggalkan dunia tanpa disaksikan oleh anak-anaknya. Minggu lalu, sang istri (seorang ibu tua yang memang sedang sakit), menyusul sang suami. Tak perlu saya cari tau bagaimana kepergiannya. Anak-anaknya bergegas menuju pembaringan terakhir sang ibu, namun sebagaimana ketika sang ayah meninggal, merekapun hanya menjumpai gundukan tanah yang masih basah bertabur bunga. Ibu yang seharusnya ditemani, terlebih ia masih berduka ketika ditinggal suaminya. Orang yang hidup bersamanya puluhan tahun. Duka itu bertambah berat ketika harus ia tanggung sendirian tanpa anak disisinya yang diharapkan dapat menghibur hatinya. Pedih. Perih. Tak sanggup aku mendengar kisahnya. Tak sanggup aku untuk membayangkannya.  Tangis sang anak yang katanya cinta pada orangtuanya hanya sebatas meneteskan air mata. Tak meresap didalam kalbunya. Tak perlulah beralasan macam-macam. Kini kedua oran

Hasad : Negatif thingking

Jika terus melatih hasad atau sifat dengki, maka semakin lihailah kita mendengki seseorang. Negative thinking alias berfikiran selalu negatif akan menjadi bagian dari kehidupannya.  Berfikir negatif itu berkolaborasi dengan sifat dengki atau sebaliknya. Keduanya saling dukung mendukung. Jangan samakan antara berfikir negatif dengan kewaspadaan. Beda jauh masbro ! Waspada itu tidak selalu harus berfikir negatif. Begitu pula berfikir negatif itu bukanlah cara untuk waspada. Berikut adalah kejadian-kejadian yang bisa dikatagorikan sebagai berfikir negatif dan juga hasad alias mendengki. "Kenapa sih di telpon tidak diangkat ?, takut ya ?!, menghindar ya ?!, merasa bukan jam kerja ya ?, sengaja di silent ya ? " Padahal bisa jadi kenapa orang itu tidak mengangkat telpon, misalnya, mungkin sedang berkendara, mungkin tidak terdengar, mungkin telpon tidak dibawa ketika ke toilet, mungkin sedang tidur, mungkin sedang ada tamu sehingga tidak mengangkat atau menerima telpon karen

Agnostik - Atheis

"Kemudian saya bertanya, kalau hidupmu sudah sebaik ini tanpa agama, lalu kenapa kamu ingin mencari Tuhan dan ingin memiliki agama?" (Rina Nose) Jika memang benar kutipan tulisan diatas adalah hasil pemikirannya berdasarkan 'hasil pantauannya' selama dua hari di Jepang, maka hasil pemikirannya mengarahkannya pada pemahaman Agnostik bahkan cenderung menjadi atheis. Agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidak adanya Tuhan tidak dapat diketahui, sedangkan Atheis lebih kepada sikap dan tindakan terhadap keberadaan Tuhan. Pola pikir Agnostik atau atheis, sudah mulai merambah pada generasi muda. Saya tidak bisa menghitung berapa jumlahnya, karena saya memang belum pernah melakukan survey. Namun setidaknya saya pernah mendengar langsung dari seorang teman bahwa dirinya menyebut menganut paham agnostik.  "Saya percaya ada Tuhan, tapi saya tidak terikat pada satu agamapun", begitu kira-kira penyataannya pada saat itu. Teman saya itu sebe

Mati sebelum mati

Pernah dong denger istilah, jika orang tua kaya maka anak jadi raja, namun jika anak kaya maka orang tua jadi penjaga (baca : pembantu). Gak salah sih istilah itu, karena kebanyakannya ya seperti itu, walau ada sebagian anak tetap memulyakan orangtuanya, apapun keadaannya. Beberapa saat yang lalu saya mendengar cerita dari seorang teman baru saja ditinggal pergi ayahnya untuk selamanya. Usia ayahnya sudah cukup tua. Ia tinggal bersama istrinya, yang juga sudah tua. Lebih dari 80 tahun usianya. Usia dimana butuh perhatian lebih dari orang yang jauh lebih muda, yang lebih cekatan, yang lebih sigap, yang bisa menyediakan kebutuhan sehari-harinya. Namun sayangnya ke 5 anaknya semua berada jauh dari meraka. Anak-anak mereka tinggal di ibukota dan sekitarnya, sementara mereka berdua tinggal lebih dari 500 kilometer jaraknya. Bagi saya, kisah meninggalnya sang ayah cukup memprihatinkan. Ketika itu sang ayah (atau mungkin tepatnya dipanggil kakek) merasakan sakit pada perutnya, lalu i

Ngomongin Rina Nose

Hadeeuuhh... Gagal paham saya sama omongan neng Rina nose, tentang keputusannya untuk kembali membuka aurat (menanggalkan jilbabnya). Sempet sedikit kagum ketika dia memutuskan untuk berhijab ketika berada dipuncak karir, walaupun mungkin dia sendiri merasa belum mencapai puncak. Biasa deh, namanya juga manusia, ga ada puasnya. Adalah bagian dari dakwah atau syiar ketika kita berada dalam posisi atas, posisi populer, atau kalau di dunia kerja menduduki posisi jabatan yang strategis yang mungkin cukup sulit untuk mencari penggantinya, untuk mengamalkan ajaran agama, salah satunya adalah dengan berhijab bagi wanita. Karena ia akan menjadi icon, ia akan menjadi contoh, ia akan menjadi tauladan, ia memiliki banyak follower, yang tentunya akan ditiru banyak orang, yang insyaAllah, akan menjadi ladang pahala karena banyak yang mengikutinya. Apapun gerak-gerik kita, maka akan menjadi trend , akan menjadi acuan untuk diikuti. Ucapan pun demikian. Bahkan gaya bicarapun bisa jadi akan di ti

Obat dan Doa

Saya pernah ngasih tahu ke orang yang sedang sakit, bahwa obat itu ada 2. Ini sih hasil analisa saya sendiri, bisa benar, bisa juga salah. Harap maklum deh. Yang 2 ini bukanlah jenis obatnya atau khasiatnya. Yang saya maksudkan ada 2 itu adalah caranya, ikhtiarnya. Yang pertama adalah melalui jalan medis yaitu bisa lewat dokter, tabib, ahli medis, orang yang punya kemampuan mengobati walaupun ia bukan seorang dokter, bisa melalui obat herbal, obat warung, obat racikan sendiri, jamu-jamuan dan lain-lain. Yang kedua adalah non medis. Saya menyimpulkan non medis ini adalah pengobatan yang tidak membutuhkan apapun sebagai medianya seperti obat, jamu, herbal dll. tetapi doa. Kekuatan doa dan keyakinan yang membacanya menjadikan ia sebagai obat yang sangat ampuh. Bisa mengobati berbagai macam penyakit, yang oleh kalangan medis sudah tidak sanggup lagi. Pernah kan mendengar dokter, ketika segala upaya pengobatan yang dilakukan namun belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan lalu ia me

Yuk, kembali sehat

Suka sedih kalo ngedenger ada yang sakit. Entah itu istri, anak atau saudara, bahkan teman. Apalagi kalau sakitnya parah. Sakit yang bikin si penderita tidak ada dan upaya alias tubuhnya lunglai. Ia hanya bisa berbaring. Tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan kecuali berdoa semoga segera diberi kesembuhan.  Ada juga orang yang nampak sehat atau biasa-biasa saja, padahal ia sedang mengidap penyakit. Hanya saja tubuhnya masih terlihat tegar atau mampu untuk bergerak dan menjalankan aktifitasnya walau agak terbatas. Ketika kita sedang sakit, disaat itu kita betul-betul paham bahwa sehat itu adalah segalanya. Banyak aktifitas yang bisa kita lakukan ketika sehat dan bugar, termasuk ibadah. Selama ini kita hanya tau kalau sehat itu adalah segalanya, namun hanya sekedar tau saja, tidak lebih, dan menjadi paham ketika sakit 'menyerang'. Ketika kita sedang sakit, kadang terlintas begitu banyak hal yang belum kita kerjakan, hingga kita berhayal, agar apabila diberi kesehatan se