Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Wisata ekstrim - The Journey

Pernah jalan-jalan kan?  Kata lainnya biar keren adalah wisata, tour, melancong atau kalau kata anak kekinian bilangnya jelong-jelong. Biasanya yang dijadikan tujuan untuk jalan-jalan atau berwisata adalah tempat-tempat hiburan, rekreasi, entah itu ketempat permainan, atau ke pantai atau ke gunung atau ke puncak, ke kebun teh, atau tempat-tempat bersejarah atau mungkin sekalian berziarah. Tujuannya juga macem-macem, ada yang sekedar cari hiburan, menghilangkan penat atau refreshing, mempererat hubungan atau reunian, silaturahim, atau sekedar kongkow  atau touring pake motor gede atau komunitas mobil jadul, atau ada juga yang sambil berdakwah, bersedekah atau berdonasi ke suatu tempat atau daerah yang jauh atau tujuan-tujuan lainnya. Mereka masing-masing punya alasan tersendiri kenapa mereka berwisata. Disini saya nggak mau ngomongin wisata yang kayak gitu. Rata-rata semua orang udah tau. Udah ngerasain. Saya mau ngomongin wisata yang lain daripada yang lain. Yang lebih ekstrim d

Dahsyatnya Rasa Sakit Sakaratul Maut, Menurut Imam Al-Ghazali

Copas :  http://www.marimembaca.com/2016/11/sakit-sakaratul-maut-menurut-imam-ghazali.html Kematian adalah sesuatu kepastian yang sangat menyakitkan, proses sebelum berpisahnya ruh dari jasad itu dinamakan dengan sakaratul maut. Tidak ada yang mengetahui bagaimana rasa sakit yang akan dialaminya saat sakaratul maut itu datang menghampirinya. Namun dalam menjalani kehidupan didunia ini apapun yang kita lakukan begitulah gambaran sakaratul maut itu datang, orang yang Beriman dan orang yang Zalim akan mengalami sakaratul maut yang berbeda. Imam Al-Ghazali memberikan gambaran bagaimana proses sakaratul maut itu datang kepada manusia. Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".  Imam Ghozali

Khoir

Copas :  http://muimedan.com/2017/02/28/penyaksian-khair-untuk-jenazah/ Irwansyah, M.H.I Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Medan Sudah lazim terjadi bahwa setelah selesai menshalatkan mayat lalu bilal meminta kesaksian dari para jemaah untuk menyaksikan apakah mayat tersebut adalah orang baik-baik atau tidak. Bilal selalu mengatakan “Apakah mayat yang ada di hadapan kita sekarang adalah orang yang baik-baik?” semua menjawab, “baik” walau pada sekelompok yang hadir di tempat itu tidak mengenal mayat yang baru saja dishalatkannya. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah bagi orang yang tidak mengenal sama sekali mayat tersebut atau orang yang sudah mengenalnya namun dia mengetahui bahwa mayat yang telah dishalatkannya adalah bukan orang baik-baik juga dibenarkan baginya untuk mengucapkan “ khair ” yang artinya adalah sebuah kesaksian baik terhadap mayat itu, atau dia harus berkata jujur dengan mengatakan bahwa mayat tersebut bukanlah orang baik-baik. Tulisan ini akan mencoba untuk men