Tanggal lahirku

Selamat yaa...
Panjang umur yaa...
Sukses yaa....
Selalu sehat yaa...
Berkah yaa...

Sepotong kata-kata yang diucapkan oleh saudara-saudari dan kerabat ku untuk mengekspresikan kegembiraan pada hari kelahiranku.
Semua terlihat senang
Semua terlihat bahagia
Semua mendoakan
Mendoakan yang baik-baik

Sepotong kata yang dapat menjawab semua ungkapan kegembiraan dan doa. 
Aamiin.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa kalian.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita.

Teman..
Sahabat..
Saudara-saudari ku

28 Nopember
Memang benar, tanggal ini tercatat sebagai tanggal kelahiranku.
Ia tercatat dalam akta kelahiran, kartu keluarga, KTP, SIM dan pasporku.
Memang benar, ada sebersit kebahagiaan dihatiku atas perhatian dan doa-doa kalian
Dan terus menerus aku meng-aamiin kan doa kalian
Semoga Allah menyegerakan mengabulkannya.

Namun demikian...
Ada terbersit ingatanku ke masa lampau ku
Pada tanggal yang sama
Ditengah malam
Di akhir bulan Romadhon
Ketika sebagian besar kaum muslimin dan muslimat baru saja terjaga
Terbangun dari tidurnya untuk bersantap sahur
Ketika sebagian lainnya melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an
Ketika Abah (begitu aku memanggil bapakku) sedang bertadarus
Disaat itulah ibuku berjuang dengan sekuat tenaga
Mempertaruhkan nyawanya, dalam lemah raganya
Demi menyelamatkan aku

Ibuku berkisah, begitu berat dan sulit saat melahirkanku
Begitu banyak darah yang menyembur keluar
Pendarahan yang tak henti-hentinya
Di dalam kamar rumah sederhana kami
Berlantaikan tanah
Berdindingkan bata merah
Ditengah gelapnya malam
Ditemani alunan ayat-ayat suci Al Qur'an
Yang samar terdengar dari surau, langgar, musholla dan masjid sekitar
Diiringi doa dari Abahku
Atas kuasa Allah, lahirlah aku.

Ya...
Saat itu, saat aku dilahirkan
Tidak di rumah sakit bersalin
Apalagi rumah sakit besar
Tidak juga ditangani oleh dokter
Tidak juga dengan bidan
Hanya sesosok perempuan yang kami sebut dengan 'dukun' beranak
Yang keahliannya kami anggap jauh melebihi profesional karena pengalamannya
Hanya didalam kamar rumah kami
Hanya ditemani lampu templok
Tanpa listrik
Tidak gelap
Tidak juga terang benderang

Suara indah adzan Abahku
Bergema di kedua telingaku
Menambah syahdu malam Ramadhan saat itu

Tangisan sang bayi menghentikan sejenak sahur para tetangga
Sebagian bergegas datang berkunjung sebelum waktu subuh tiba
Mereka berdoa, memberikan semangat, mentransfer energi positif mereka kepada ibuku yang terlihat sangat lemah.
Bisa jadi, jika kejadian itu terjadi saat ini, saat dunia kedokteran sudah semakin canggih, bisa dipastikan ibuku akan mendapatkan tranfusi darah beberapa liter.
Namun Allah-lah yang punya kehendak.


Rabb,
Aku bermohon hanya kepada-Mu
Aku sangat bermohon
Ampuni ibuku
Ampuni Abahku
Ampuni keduanya
Perjuangan mereka begitu berat
Perjuangan mereka begitu besar bagi kami
Hanya surga yang pantas buat mereka

Rabb,
Sungguh, aku bersimpuh kepada Mu
Ampuni mereka

Alfatihah..

"Robbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayaaniishoghiroo"





_





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadilah penghapal Alquran

Kita akan segera dilupakan!