Ngomongin Rina Nose

Hadeeuuhh...
Gagal paham saya sama omongan neng Rina nose, tentang keputusannya untuk kembali membuka aurat (menanggalkan jilbabnya).

Sempet sedikit kagum ketika dia memutuskan untuk berhijab ketika berada dipuncak karir, walaupun mungkin dia sendiri merasa belum mencapai puncak. Biasa deh, namanya juga manusia, ga ada puasnya.

Adalah bagian dari dakwah atau syiar ketika kita berada dalam posisi atas, posisi populer, atau kalau di dunia kerja menduduki posisi jabatan yang strategis yang mungkin cukup sulit untuk mencari penggantinya, untuk mengamalkan ajaran agama, salah satunya adalah dengan berhijab bagi wanita. Karena ia akan menjadi icon, ia akan menjadi contoh, ia akan menjadi tauladan, ia memiliki banyak follower, yang tentunya akan ditiru banyak orang, yang insyaAllah, akan menjadi ladang pahala karena banyak yang mengikutinya. Apapun gerak-gerik kita, maka akan menjadi trend, akan menjadi acuan untuk diikuti. Ucapan pun demikian. Bahkan gaya bicarapun bisa jadi akan di tiru oleh para penggemar. Apapun itu, maka bisa jadi akan jadi 'kiblat' bagi mereka yang mengidolakannya. 

Bukan saja sesuatu hal yang baik dan benar menurut tuntunan agama, hal yang bertentangan dengan agamapun akan diikuti oleh mereka yang fanatik buta mengidolakannya. Nah disini sumber malapetaka bagi sang idola. 
Loh kenapa demikian ?! Ya jelas lah.... jika ia melakukan sesuatu yang melanggar secara jelas aturan agama dan diikuti oleh orang lain atas alasan yang diutarakannya, maka ia menjadi penyebab kesalahan orang lain, dan konsekwensinya, iapun akan menerima dosa atas apa yang dilakukan dan diikuti oleh penggemarnya. Rina Nose, misalnya, ketika ia kembali memutuskan untuk membuka hijabnya, lalu berputar-putar menyusun kata dan kalimat pembenaran atas sikapnya tanpa menghiraukan lagi ajaran agama yang dianutnya, mencari-cari dalih untuk membenarkan keputusannya dan lain-lain, maka disaat itu disampaikan diruang publik dan menyebar keseluruh jagad, maka disaat itu pula ketika penggemar 'buta' nya mengikuti dan beramai-ramai membuka hijab karena menganggap benar apa yang disampaikannya, maka ia menanggung setiap dosa dari mereka, dan mereka pun tak terlepas dari dosa karena kebodohannya.

Sadarlah diri siapa kita.
Ketika banyak orang yang hanya bisa 'bersandar' pada kita karena kepopuleran kita, ketika banyak orang akan selalu mengikuti kemana langkah kita, jadilah manusia bijak, bersikap dan bertingkahlakulah yang akan membawa manfaat dan tabungan amal buat dirikita, bukan sebaliknya.

Siapapun kita, ketika kita tidak bisa menjalankan semua aturan agama, maka jalankan apa yang bisa diamalkan, dan diamlah apa yang belum bisa diamalkan. Bicaramu pada suatu urusan agama yang kamu belum bisa mengamalkannya sesungguhnya adalah bentuk 'protes' atas aturan Allah. Apa bedanya kamu dengan iblis, yang ketika Allah perintahkan untuk bersujud (memberi penghormatan) kepada Nabi Adam, iapun menolak melakukannya dan memberikan argumen untuk membenarkan pendapatnya.

_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadilah penghapal Alquran

Kita akan segera dilupakan!