Traveling to Brussels (6)
Bosen dengan makanan yang itu-itu aja di hotel, sementara lingkungan sekitar cuma ada hotel lain, maka semalam kami dinner di hotel sebelah. Hotel Penta namanya. Ada beberapa hotel disini, dan sepertinya hotel ini memang dipertuntukkan untuk pengunjung yang lokasinya tidak jauh dari bandara sekitar kurang lebih 5 km. Tapi sayangnya tidak ada apa-apa di sekitaran hotel. Boro-boro pedagang asongan, yang pada mangkal pinggir jalan juga gak ada. Pokoknya susah deh kalau mau cari cemilan. Harus pergi ke pusat kota kalau jalan-jalan kuliner atau belanja, minimal cari-cari souvenir.
Wuiiiss..... bener aja dugaan saya. Anginnya diingiiinnn buanggett..... padahal perjalanan ke hotel sebelah cuma gak sampai 100 meter. Tapi dinginnya gak nahan. Langkah kaki dipercepat, gak butuh tengok kiri-kanan. Lagian juga gak ada apa-apa. Sepi. Kayak kota mati. Semua orang berlindung dibalik dinding. Alias didalam hotel. Mungkin karena mereka tamu jadi buat apa keluyuran, sementara gak ada penduduk pribumi di sekitaran, yang terlihat cuma mobil satu-dua-tiga yang lalu lalang. Gak lebih.
"Assalamu'alaykum..." bisikku dalam hati ketika masuk hotel sebelah. Celingak-celinguk sebentaran. Ternyata di hotel ini banyak bule. Oppss... ini kan dinegeri orang, pastinya bule sliweran. Kalau banyak orang Indo nah itu baru aneh. Hmmm... gak juga sih, bisa jadi rombongan pariwisata.
Pesen meja buat tiga orang. Daftar menu keluar. Eng...ing...eng..... ternyata menunya gak beda jauh. Steak, kentang, salad dan cuma itu-itu aja. Minumannya juga sama lebih banyak minuman berakohol. Glek !
Gak banyak yang dibahas saat makan malam.
Pemilik hotel sepertinya lagi ngirit buat bayar listrik, buktinya sepanjang mata memandang cuma tak ada lampu yang menerangi seluruh ruangan. Remang-remang. Pertama masuk terasa agak gelap, lama kelamaan terbiasa.
Yang ada dipikiran waktu makan adalah, gimana nanti balik ke hotel tempat kami menginap yang jaraknya tidak jauh cuma harus melewati jalan luar yang dinginnya minta ampun. Belum seberapa sih kalau kata si Mani. Di Saudi pernah sampai 3 derajat celcius. Agak terperanjat dan tidak percaya juga sih apa yang dia katakan, masa sih Saudi, negeri yang panas gitu bisa dingin. Tapi saya harus percaya, karena saya mendengar langsung dari mulutnya yang memang bekerja disana. 3 derajat tapi tanpa salju. Dan kalau suhu dibawah 10 derajat itu sering juga terjadi di sana. Jadi penasaran ingin ke Saudi. Tapi bukan buat kerja. Buat ibadah. Mau ke Mekah, trus ke Madinah buat ibadah haji dan umroh. Semoga Allah mengabulkan permohonanku. Doa terus kupanjatkan disetiap waktu. Ku yakin banget bakalan dikabulkan suatu saat, bahkan dalam waktu yang dekat. Allah Maha Berkuasa.
Selepas makan malam, kami bergegas menuju hotel. Dengan perut yang sudah terisi, saya kira saya akan kuat menahan dinginnya hembusan angin malam. Opps... belum malam ternyata, padahal waktu menunjukkan pukul 21:15. Masih terang. Ternyata dengan perut yang sudah terisi pun justru saya makin menggigil. Topi kupluk yang saya bawa membantu menghangatkan kepala dan telinga saya. Sensasi ini sih belum luar biasa, karena saya pernah mengalaminya saat di Lembang Bandung. Saat itu ba'da subuh jalan-jalan keliling sekitan villa, mulai terang tapi hembusan anginnya menusuk tulang, dan saat bicara hembusan nafas kami berkabut bagai seorang perokok yang menghembuskan isapan rokoknya.
Iya, belum seberapa, dan saya tidak berharap mendapatkan yang lebih lagi. Lebih dingin lagi. Saya bukan pemimpi. Saya tidak kuat dingin.
Masuk hotel, lagi-lagi berendam ait hangat, setelah itu wudhu dan sholat maghrib.
Artikel yang dimuat dihalaman ini bisa berupa apa saja, dari motivasi diri sampai perbaikan akhlaq. Saya hanya berupaya untuk bisa sharing ke semua orang tanpa terkecuali, dan saya mengharapkan feed back yang positif, karena sesungguhnya motivasi diri dan perbaikan akhlaq yang dimaksud adalah lebih dikhususkan utk diri saya sendiri dan keluarga dan mudah2an bisa bermanfaat utk siapa saja tanpa bermaksud menasehati apalagi mengurui. Opps... ada juga yang copas. Afwan*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mohon Maaf
Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...
-
Di dalam bukunya yang berjudul “Kisah Dajjal dan Turunnya Nabi Isa ‘alahissalam Untuk Membunuhnya”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ra...
-
oleh Mashadi Sikap orang Yahudi dan Nasrani berbeda. Sekalipun di antara mereka terhadap kaum Muslimin memiliki kesepakatan. Orang Yahud...
-
Jadilah diri sendiri... Gampang memang cara ngungkapinnya, dan banyak orang bahkan bisa ngomong kata-kata kayak gitu, padahal pada kenyataan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar