Hasil dari keliling cuma dapat kurma Madina. Paket ekslusif. Harga lumayan mahal. Tapi gak apa-apalah. Mudah-mudahan dapat berkah beli kurma Madina. Sementara kurma Ajwa lebih mahal lagi. Kirain kalau beli kurma di Dubai itu lebih murah, tapi ternyata tidak, masih murahan di Tanah Abang. Opps ya itu tadi, mahal karena belinya di bandara. Kalau di luar bandara pastinya lebih murah.
Pengalaman beberapa kali di bandara, jadi gak kikuk lagi harus kemana. Udah terbiasa baca petunjuk. Malah gak jarang orang pada nanya arah. Disinipun begitu. Beberapa orang sempet nanya harus kemana dan bagaimana. Bahkan terkadang komunikasi cuma pakai bahasa tubuh, karena mereka tidak mengerti bahasa inggris. Tapi alhamdulillah mereka ngerti.
Jadi ingat waktu pertama kali ke luar negeri. Waktu itu ke Hong Kong sama seorang teman. Tugas kantor juga. Teman saya yang bule bebas aja melenggang setelah melalui imigrasi, sementara saya harus di 'giring' kekantor. Saya kira cuma saya yang 'bermasalah', eehh ternyata diruangan kantor imigrasi yang ada dibandara, banyak sekali orang dengan masalah yang sama. Ternyata cuma ditanya-tanya doang kelengkapan dokumennya. Mungkin karena paspor saya masih baru, masih kosong, belum ada stempel, jadinya harus melalui proses itu. Buktinya, kedua kali ke Hong Kong, atau waktu ke Thailand dan Singapur, lancar-lancar aja tuh. Tidak ada hal-hal yang bikin ribet. Mungkin memang begitu prosesnya.
Pengennya sih selanjutnya ke Mekah dan Madinah sebelum pergi kemana-mana lagi. Udah kangen banget. Tiap hari berdoa supaya disegerakan ke sana. Mumpung masih kuat dan bertenaga. Kalau sudah semakin tua, kondisi fisik semakin lemah, sedangkan ibadah haji sebagian besarnya adalah ibadah fisik, perlu tenaga dan stamina yang prima.
Saya yakin banget kalau Allah akan mengabulkan permohonan dan doa saya, doa istri saya dan anak-anak saya. Terkadang suka nggak sabaran supaya segala doa cepat terkabul. Tapi Allah pasti punya rencana yang terbaik yang memang saat ini belum atau tidak diketahui kapan akan dikabulkan. Atau sudah dikabulkan dengan cara yang lain? yaa terkadang saya suka terlambat mengetahuinya.
--
Menunggu lama dalam kondisi seperti ini, dengan badan yang lelah setelah perjalanan dari Belgia ke Dubai, memang terasa semakin dan menambah lelah. Penat. Ditambah lagi dengan ngantuk yang tertahan. Yang bikin 'jengkel' adalah ketika aktifasi wifi di henpon. Di sini, di bandara Dubai, wifi gratisnya hanya 60 menit. Begitu aktifasi selesai dan saya rubah time zone di henpon, setelah itu langsung tidak aktif lagi, karena waktu telah habis. Gak bisa baca-baca deh. Walaupun jam dirubah lagi seperti semula, tetep aja gak bisa. Akhirnya buka laptop. Aktifasi wifi dan gak rubah-rubah jam. Lumayan 1 jam, bisa bikin tulisan ini.
Baru kali ini ngeliat orang syiah sholat. Tepat disamping saya. Si Bapak dan si Anak. Si Bapak menyuruh anaknya sholat duluan. Dia gelar sejadah. Si Bapak memperhatikan dari belakang. Setelah selesai baru si Bapak yang sholat. Mereka pakai sejadah sendiri dan ditengah-tengah diletakkan benda bundar untuk tempat sujudnya. Jadi pada saat sujud, dahinya menyentuh benda itu, dan tidak sujud di sajadah. Sholatnya pun berkali-kali. Tahiyat akhirnya pun ditandai dengan menepuk-nepuk tangannya ke pangkal paha beberapa kali. Persis yang saya lihat di internet. Namun saya merasa mendapatkan keanehan lagi, selain sholatnya berulang kali, ia juga pada saat sholat terakhir, sholatnya sambil duduk, posisi ruku'nya pun setengah membungkuk dan dilanjutkan dengan sujud seperti yang biasa dia lakukan. Cara solatnya seperti orang yang tidak mampu berdiri. Aneh. Nyeleneh. Tapi begitulah yang mereka yakini.
----
Ngantuk semakin menjadi. Masih satu setengah jam lagi bording.
Lalu lalang orang gak perlu dipedulikan. Mereka sibuk urusannya masing-masing.
That's live !
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar