12 Agustus 2016

Traveling to Brussels (8)

Pagi ini sarapan lebih awal. Jam 7. Beberapa menit aja selesai dan balik kamar. 

Semalam saya melihat beberapa rombongan chek-in. Bukan rombongan ibu-ibu yang mau ziarah, tapi kayaknya sih mau plesiran. Soalnya banyak emak-emak. Sotoyy banget yaa... Kenapa saya bilang banyak emak-emak, karena satu rombongan sepertinya dari negeri Tiongkok, bisa jadi bukan dari sono sih. Tapi yang jelas mereka orang-orang dari etnis Tiongkok. Satu rombongan lagi bule-bule yang juga lebih banyak orang tua.

Pagi ini, saat sarapan saya ngeliat mereka bergerombol menikmati sarapan. Rame banget. Nggak seperti biasanya. Seorang ibu separuh baya duduk satu meja. Tanpa kata. Tanpa basa-basi. Tanpa ekspresi. langsung duduk aja itu ibu. Dan.... dia ambil makanan cuma sedikit. Sedikit lagi tumpah maksudnya alias buaannyaakk banget. Pengen jail sih tadinya, di poto dan sebarin ke group. Tapi itu bukan tabiat saja. Alhamdulillah niat 'jahat' itu gak terlaksana dan langsung lenyap gitu aja. Cara makannya juga jorok banget, blepotan. Saat temannya datang menghampiri, dengan mulut penuhnya ia menjawab pertanyaan temannya -sambil muncrat-muncrat- dengan bahasa yang saya kenal namun tak di mengerti. Saya berasa lagi di Glodok. Kayaknya dia lapar banget. Mungkin semalam dia tidak makan. Atau itu memang cara makannya atau takut kehabisan?? atau karena gratis?? entahlah. Tapi mereka berhak kok. Dan saya gak perlu usil. Cuma sedikit terusik melihat cara makannya. 

Opps... saya kira cuma ibu itu aja yang mengambil makanan sebanyak itu, ternyata ketika mata ku alihkan ketempat lain. Sama saja!!. Hampir semua mengambil makanan dalam porsi yang banyak. Bukan saja rombongan dari etnis Tiongkok tapi juga saya melihat bule pun demikian. Dia ambil roti sampai 2 piring penuh. Yaa... beneran penuh. Satu piring berisi roti croisant sekitar 6 atau 7 potong, piring yang lain roti gandum kotak setumpuk, sekitaran 10 sampai 15 tumpukan. ini beneran lo!! asli. Sekali lagi terbersit buat mengambil gambar, tapi hanya terbersit, dan tidak saya lakukan. Lagi-lagi hati saya bilang, itu hak mereka. Yang penting mereka menghabiskannya dan tidak membuangnya.

Tak mau saya melihat kejutan-kejutan lainnya dan merusak hati dan pikiran saya, segera saya habiskan sarapan saya dan balik kamar. Siap-siap untuk perjuangan hari ini.

Jum'at mubarrok. 
Semoga saya selalu dalam keberkahan. 
Begitu juga dengan keluargaku dan saudara-saudaraku serta teman-temanku. 
Doaku selalu.

Aamiin.



_

Tidak ada komentar:

Mohon Maaf

Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...