15 Februari 2021

No more stess

Udah sering saya denger. Udah sering dapet share dari orang-orang kalau salah satu penyebab penyakit bertambah parah adalah karena faktor stress, faktor pikiran. Pikiran terlalu njelimet. Berimajinasi sendiri. Tanya sendiri. Jawab sendiri. Bikin skenario sendiri. Bahkan berantem sendiri dengan pikirannya. Gak berani diungkap. Napas ngos-ngosan. Sekalinya diungkap malah terlihat seperti marah besar. Duaarrrrr….!!. Mengegelegar. Bikin jantung berdebar. Dan akhirnya tepar. Repot deh orang lain mesti gimana. Ya kalau ada tenaga medis ditempat. Ya kalau ada orang yang ngerti, kalau nggak? Cuma bisa bikin panik semua orang. Ada yang lakukan ini, ada yang bilang gitu, semrawut jadinya, mana yang harus dikerjain.

Solusinya gimana supaya gak gampang stress?
Ya cuma orang itu yang bisa. Orang lain mah cuma bisa ngomong. Cuma bisa nasehatin. Cuma bisa kasih saran. Cuma bisa kasih masukan. Se-simple itu. Di internet juga bertebaran solusinya, tinggal mau apa nggak bacanya.
Nah, yang dinasehatin, yang dikasih saran, yang dikasih masukan, apa bisa ngikutin?, apa mau ngikutin?

Kalau pengen gak kumat ya harusnya sih bisa. Harusnya sih mau mencoba apa-apa yang dinasehanin sama orang lain. Kalau gak percaya sama orang yang nasehatin, ya cari orang lain yang dipercaya. Namanya juga pengen sehat (pikiran), ya harus konsultasi dan ikutin arahannya. Kalau gak mau ikutin arahannya, ya gak usah abis-abisin waktu dan tenaga untuk konsultasi sama mereka.

Punya keluarga?
Nah pikirin deh dampaknya ke keluarga? Anak, orangtua, pasangan hidup, saudara-saudara dan semua orang yang ada disekitarmu. Pikirin dampaknya ke mereka kalau kita mengumbar stress kita dihadapan mereka. Pikirin juga diri sendiri akibat dari mengumbar stress.

Belajar kontrol diri. 
Plus tambah dengan doa, banyakin zikir. Eling kalau kata orang tua mah.

Kamu bisa!
Yakinkan diri
Demi kamu
Demi keluargamu
Demi orang-orang disekitarmu.

Jadilah penghapal Alquran

 

Dijelaskan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dari  Ali Karramallahu Wajhahu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalnya, dan menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat bagi sepuluh orang keluarganya yang wajib masuk neraka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Sepertinya ini jalan yang paling mudah untuk mendapatkan surga. Membaca Alquran dan menghapalkannya.

Membaca Alquran sudah dilakukan setiap hari. insyaAllah istiqomah.

Bagaimana dengan menghapalnya?

Dimulai dengan niat untuk menghapalkan Alquran. Lalu mulai menghapal. Setiap hari satu atau dua ayat. Baca berulang-ulang. Sebelum hafal tidak pindah ke ayat berikutnya. Setelah hafal, maka mulai lagi dengan ayat selanjutnya. Begitu seterusnya. Sisihkan waktu. Jangan mencari waktu luang tetapi luangkan waktu untuk menghapalnya. Rutin. Istiqomah. Sampai akhir hayat.

Kita tidak tau kapan kita akan mati.
Karena mati tidak menunggu kita tua.
Mati tidak harus didahului dengan sakit.
Mati pun tidak menunggu kita tobat.

Kita semua berharap surga, carilah jalan yang mudah untuk kita capai. Salah satunya dengan menjadi penghapal Alquran. Ikuti cara diatas.

Jika mati lebih dulu menjemput sebelum kita bisa menghapal seluruh isi Alquran, insyaAllah kita akan dicatat sebagai penghapal Alquran, dan kelak dikumpulkan bersama para penghapal Alquran di akherat kelak, karena kita telah berniat untuk menjadi penghapal Alquran dan istiqomah menghapal Alquran setiap hari walaupun hanya satu atau dua ayat saja setiap harinya.

Yuk, ajak anak-anak kita, saudara-saudara kita, teman dan sahabat untuk jadi penghapal Alquran, biar kita bisa sama-sama kumpul di surga. InsyaAllah.

Mohon Maaf

Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...