Traveling to Brussels (1)
Kalau dibilang traveling sih nggak juga, karena ini cuma tugas kantor, tepatnya training. Mumpung tiba lebih awal dan bertepatan diakhir pekan, makanya ada sedikit waktu buat nulis lagi. Udah lama juga gak update halaman ini, apalagi yang terakhir-akhir cuma copas artikel aja dari berbagai sumber, itu saking malesnya, bukannya gak ada ide, tapi memang nggak nyempetin aja buat duduk tenang trus nulis. Tepatnya sih curcol.
Oke, back to topic.
Kemaren sempet bikin status di path langsung di share di fesbuk. Agak alay sih. Walau tiap kali update apapun jarang sekali yang komen atau cuma sekedar like. Ya wajar aja sih, soalnya saya sendiri juga jarang banget like apalagi komen sama status-status orang laen. Kecuali kalau itu bener-bener manfaat buat orang banyak baru deh saya like, komen atau share. Setidaknya ikut andil menyebarluaskan. Walau mungkin diantara yang sekian banyak yang di like bisa jadi ada yang cuma hoax alias berita yang tidak benar. Maafin yak.
Opps.. balik laki ke topik. Kan judulnya traveling, jadi ngomongin tentang perjalanan saya aja lah atau apa yang ada dipikiran sebelumnya. Yang ditulis di medsos diatas itu adalah tentang pebekalan. Cuma buat jalan ke Brussels aja persiapannya panjang, harus ngurus visa dulu. Waktu ngurus visa juga banyak dokumen yang harus di persiapkan termasuk dana. Salah satu dokumen yang perlu ada adalah alasan kenapa mau berkunjung ke Brussels atau jika untuk keperluan pekerjaan ya harus ada undangan dari seseorang atau perusahaan yang ada di Brussels. Kalau tidak ada, alamat visa gak bakal dikeluarkan alias gak bisa berkunjung. Semua proses itu harus menunggu lebih kurang 15 hari. Itu baru visa, belum lagi buat urusan pekerjaan dan atau untuk kebutuhan pribadi, seperti pakaian. Ini kan eropa, dingin walaupun panas. Jadi perlulah beli jaket atau pakaian yang bisa menghangatkan tubuh.
Koper. Nah barang satu ini sangat diperlukan. Udah punya sih, tapi kecil. Butuh yang lebih besar, bukan karena mau ngepak banyak pakaian, tapi karena memang harus bawa banyak soalnya agak lama gak seperti biasanya yang paling lama cuma seminggu.
Yupps.. bravo. akhirnya dapat juga. Beli sih.
Nyeritain ginian tuh sebenarnya cuma lagi ngebanding-bandingin sama bekal yang kita perluin buat pulang ke kampung akherat. Mereka yang pulang kampung halaman yang biasanya tiap hari raya aja butuh bekal yang banyak, apalagi pulang ke kampung akherat. Nah itu dia poin nya.
Nah yang di sharing di medsos itu ya itu tadi, ngomongin bekal yang dibutuhin buat ke akherat. Lagi mikirin gimana caranya supaya dapet undangan dari Surga supaya bisa masuk, seperti undangan dari negara yang akan kita kunjungi kalau kita mau masuk sana.
Gimana kalau Allah gak ngundang ? Alamat celakalah yang bakal kita dapet. Naudzubillah.
Apa sholat kita cukup buat dapet undangan ?
Apa zakat kita cukup buat bisa masuk surga ?
Apa haji kita (bagi yang udah berhaji) cukup buat Allah mengundang kita ke surga?
dan masih banyak lagi pertanyaan laiinya.
Apa jangan-jangan kita yang udah ngerasa amal kita banyak justru malah di coret semua gara-gara masih ada sifat iri dengki atau ghibah sana-sini atau ngerendahin amalan orang lain, nuduh ini nuduh itu dll. Sekali lagi Naudzubillah min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari yang demikian itu.
Penantian yang berasa lama di bandara atau pada saat transit di Dubai, itu belum seberapa. Lagi-lagi jika dibandingkan dengan penantian kita di akherat kelak. Woww gak kebayang deh lamanya.
Waktu ngelongok dari jendela pesawat, semua kecil. Asli kecil banget sebelum akhirnya gak keliatan karena ketutup sama awan. Kali ini berada di antara awan atau diatasnya. Kamu yang super obesitas pun gak keliatan. Kita tuh kecil banget. Pernah juga liat video kalau kita keluar dari bumi. Ternyata bumi juga cuma setitik bahkan kalau jalan lebih jauh lagi, bumi yang segitu gedenya kalau dari sisi kita yang ada didalamnya itu gak keliatan sama sekali. Jadi apa yang bisa disombongin. hmm... kadang-kadang sifat ini terbersit juga didalam hati. Nganggap remeh orang lain itu juga kesombongan. Kita itu remeh banget. Gausah di 'mata' Allah, dibandinigin sama bumi aja kita udah gak ada apa-apanya.
"Allahu Akbar"... zikir itu yang selalu ada dihati saat mata menjulur keluar jendela pesawat. Andai Allah kirim angin kencang di atas sana, habislah kita semua. Gak bisa deh curcol kayak gini.
Allah-lah yang Maha Besar.
Kita..?! gak ada apa-apanya.
Terbayang ketika menghadiri kajian, ketika kita takbiratul ihram dan berucap Allahu Akbar, maka kecil dan remehlah kita. Itu yang seharusnya ada dibenak kita, biar khusyu'. Abaikan semua urusan dunia. Dan tetaplah fokus kalau Allah itu Maha Besar. Kita butuh pada-Nya. Allahusshomad.
Yaa Robbi,
Sungguh kami memang kecil
Kami memang remeh
Kami bukanlah apa-apa
Jika bukan karena Rahmat-Mu, maka sengsaralah kami
di dunia
lebih-lebih di akherat kelak.
Robb..
Kami tahu, Kau tidak pernah lengah sedikitpun kepada kami
Jangan Kau biarkan kami menyimpang
Jangan biarkan kami keluar dari jalan yang Kau telah tunjukkan melalui Rosul-Mu
Nabi Muhammad sholallahu 'alayhi wasallam.
Robb,
Selamat kan kami
Ridhoi kami
Undang kami ke jannah-Mu
Wa shollahu 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad.
Aamin..
---
Ntar kalau sempet lagi, gak ada gangguan lagi, saya lanjutin lagi kisah perjalanan saya ke negeri orang ini, mumpung lagi ada disini, salah satunya adalah ketika teman saya dari negara lain yang tidak mendapatkan tas kopernya yang sampai saat ini dia walau sudah di hotel juga belum dapat kabar kapan tuh koper bakalan kembali ke pemiliknya.
Aug 8, 2016
Sam
Artikel yang dimuat dihalaman ini bisa berupa apa saja, dari motivasi diri sampai perbaikan akhlaq. Saya hanya berupaya untuk bisa sharing ke semua orang tanpa terkecuali, dan saya mengharapkan feed back yang positif, karena sesungguhnya motivasi diri dan perbaikan akhlaq yang dimaksud adalah lebih dikhususkan utk diri saya sendiri dan keluarga dan mudah2an bisa bermanfaat utk siapa saja tanpa bermaksud menasehati apalagi mengurui. Opps... ada juga yang copas. Afwan*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mohon Maaf
Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...
-
Di dalam bukunya yang berjudul “Kisah Dajjal dan Turunnya Nabi Isa ‘alahissalam Untuk Membunuhnya”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ra...
-
oleh Mashadi Sikap orang Yahudi dan Nasrani berbeda. Sekalipun di antara mereka terhadap kaum Muslimin memiliki kesepakatan. Orang Yahud...
-
Jadilah diri sendiri... Gampang memang cara ngungkapinnya, dan banyak orang bahkan bisa ngomong kata-kata kayak gitu, padahal pada kenyataan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar