20 September 2011

Waspadalah.. waspadalah..


Enggan rasanya mengomentari perseturuan antara pejabat dan aktifis perempuan, masalah “Rok Mini”. Satu pihak berseloroh bahwa penyebab terjadinya kejahatan seksual dikarenakan si korban (dalam hal ini perempuan) memakai rok mini, sehingga menimbulkan rangsangan bagi penjahat untuk melakukan kejahatan seksual. Sementara aktifis perempuan membela ‘mati-matian”, bahwa korban tidak patut dipersalahkan apalagi berkenaan dengan pakaian. Setiap orang bebas menggunakan pakaian apa saja yang disukainya. Orang-orang itu saja (maksudnya laki-laki) yang tidak bisa menjaga nafsu binatangnya.

Kejadian ini cukup menggelitik saya. Rok mini memang bukan satu-satunya penyebab terjadinya pelecehan seksual. Bisa jadi si penjahat memang berniat melakukan kejahatan dan didukung oleh adanya kesempatan, maka kejahatan seksual terhadap perempuan bisa saja terjadi. Disisi lain kejahatan (apapun) bisa saja terjadi karena adanya kesempatan. Setidaknya itulah yang dikatakan Bang Napi. Apapun itu, bila kejahatan sudah terjadi, maka pihak yang berwenang harus segera mencari pelakunya, dan si korban (atau keluarga korban) juga harus pro-aktif untuk melaporkan kejadian tersebut, serta kedepannya dilakukan antisipasi agar kejadian tersebut tidak berulang.

Saya jadi teringat cerita seorang teman, ketika berada didalam sebuah mikrolet yang cukup sesak penumpangnya, sementara dihadapannya ada seorang perempuan dengan rok mini.
“Gue bingung kalo ada cewek pake rok mini didepan gue. Gue lihat salah. Ngga dilihat, pas banget didepan muka gue” begitu selorohnya suatu waktu. “Tapi tuh cewek tetep sibuk narik-narik rok mininya” tambahnya. “Padahal yang namanya rok mini mau ditarik gimanapun juga ya gak bakalan panjang-panjang. Tetep aja mini”.  
Akhirnya kejadian juga deh ‘petaka’ didalam mikrolet. Rupanya cowok yang disebelah gue, matanya melototin tuh cewek. Dan rupanya juga si cewek tahu kalo cowok disamping gue itu ‘menikmati’ pemandangan yang ada dibalik rok mininya. Spontan aja tuh cewek menampar cowok yang disebelah gue. “Plaakkk”.
“Ehh… punya mata disekolahin” teriak si cewek.
“Tai luh!” teriak si cowok sambil mengetuk bagian atas mikrolet pertanda ia minta berhenti. Mungkin si cowok itu memang turun di wilayah itu, atau mungkin juga karena malu di teriakin sama si cewek. “Awas lu pelacur sialan !” teriak si cowok setelah membayar pada supir mikrolet.
“Trus lu gimana” tanya saya pada teman saya itu. “Untung gak lama setelah itu, gue juga turun. Gue rada-rada gerah juga kalo ada cewek seksi didepan gue, tapi gue gak boleh ngeliat. Bisa-bisa gue kena tamparan juga. Lagian tuh cewek juga merah mukanya, jadi salting dia. Mungkin karena ancaman cowok tadi kali”.

Mendengar cerita teman saya tersebut, saya cuma bisa mengambil pesannya Bang Napi diatas, bahwa “Kejahatan bukan saja terjadi karena adanya niat si pelaku, tapi juga karena adanya kesempatan”

WASPADALAH.. WASPADALAH..

Tidak ada komentar:

Mohon Maaf

Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...