16 September 2011

HAMBAR


Hambar
Ungkapan ini biasanya dinisbatkan pada makanan atau masakan yang kurang berbumbu. Biasanya kurang rasa manis, asam, atau asin atau terlalu banyak air untuk makanan yang berkuah. Hal ini bisa saja terjadi. Pada siapa saja. Kapan saja. Walau biasanya hal ini terjadi sesekali saja pada yang biasa memasak, dan lebih sering terjadi pada orang yang baru belajar memasak karena terkadang mereka tidak tahu bumbu apa lagi yang harus dimasukkan kedalam masakannya.

Hambar
Juga terkadang disandarkan pada keseharian kita yang tidak berhubungan dengan masakan. Bisa pada pergaulan, percakapan, baik secara langsung ataupun tidak langsung (bisa berupa kirim-kiriman sms atau bbm-an atau chatting-chatingan). Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor itu terjadi secara alami atau karena ada kejadian tertentu atau karena kesengajaan, agar si lawan bicara menghentikan aktifitas komunikasinya padanya.
Kehambaran ini bisa dirasakan oleh kedua belah pihak, bisa juga hanya dirasakan oleh satu pihak saja. Tergantung situasi dan kondisinya. Bisa juga pihak yang memicu kehambaran berpura-pura tidak tahu akan kehambaran yang dirasakan oleh lawan bicaranya, atau seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, kehambarannya sengaja diciptakan dikarenakan ia mengalami kesulitan (baca: merasa tidak enak) dalam memutus pembicaraan, atau bahkan menghentikan sama sekali hubungan komunikasi dua arah tersebut.

Apapun alasannya apabila terasa hambar dalam masakan, atau dalam hubungan komunikasi keseharian, segeralah cari tahu penyebabnya. Bila dalam masakan, bertanyalah pada orang yang pandai memasak, bumbu apa yang seyogyanya ditambahkan pada masakannya. Sedangkan pada hubungan komunikasi lebih kompleks lagi. Bila hambar diciptakan atau karena faktor kesengajaan, sebaiknya introspeksi dirilah bagi yang merasa dihambarkan komunikasinya, itupun kalau ia mengetahui bahwa itu adalah faktor kesengajaan. Bila sebelumnya telah terjadi komunikasi yang kurang baik, bisa disebabkan adanya salah pengertian atau terjadi kekecewaan pada lawan bicara atas sikap dan tingkah laku kita sehingga tidak berkenan baginya, bersegeralah meminta maaf atas kejadian tersebut. Ubahlah pola pembicaraan yang tidak meng-ungkit-ungkit masalah tersebut, karena akan memicu kehambaran baru lagi.

Kehambaran dalam berkomunikasi adalah cikal bakal terputusnya hubungan silaturahim antara keduanya. Cegahlah terputusnya hubungan silaturahim dengan berusaha untuk menyelami, mendalami atau memahami keadaan sekitar.

Tidak ada komentar:

Mohon Maaf

Assalamu'alaykum, Di hari yang mulia ini Di hari yang telah lalu dan yang akan datang Mohon maaf atas segala salah dan khilaf Mohon maaf...