Kebenaran manusia bersifat nisbi

Setiap manusia boleh merasa dirinya benar, tindak tanduk dan tingkah lakunya benar. Akan tetapi jangan paksakan orang lain untuk membenarkan diri Anda, tindak tanduk dan tingkah laku Anda, karena orang lainpun punya kebenaran yang dianggapnya paling benar.

Kebenaran yang Anda yakini benar itu adalah baik, tapi apabila sekeliling Anda tidak membenarkan kebenaran yang Anda yakini, seyogyanyalah Anda untuk melihat kembali kebenaran yang Anda yakini tersebut, boleh jadi kebenaran yang Anda anggap paling benar itu hanya dibenarkan oleh emosi dan ego Anda.

Coba tengok pendapat naluri Anda ketika kondisi Anda dalam keadaan tenang. Tanyakan pada naluri Anda apakah kebenaran yang tadinya Anda yakini benar adalah benar-benar benar, atau malah sebaliknya. Bandingkan juga dengan pendapat orang lain yang tidak membenarkan pendapat Anda. Lepaskan jubah emosional Anda untuk menilai dua pendapat tadi.
Jika yang Anda temukan adalah bahwa kebenaran yang Anda yakini perlu dikoreksi lagi, maka jangan sungkan-sungkan untuk segera mengoreksinya. Akan tetapi apabila Anda enggan mengoreksinya dan mencari dalil-dalil baru untuk pembenaran pendapat Anda, maka ada hal yang perlu diperbaiki dari diri Anda. Dan jika pun Anda tidak hendak memperbaiki diri atau 'diperbaiki' oleh orang lain, maka yang dapat dikatakan kepada Anda adalah "Hiduplah dengan gaya Anda Sendiri!" atau "Hiduplah semaumu!" dan tidak perlu mendengar, meminta pendapat dari orang lain, karena pendapat dari naluri Anda sendiri saja tidak Anda hiraukan. Dan itu artinya Andapun jangan pernah memberikan pendapat tentang kebenaran yang diyakini oleh orang lain.

Kebenaran yang hakiki adalah milik Allah semata. pen.

8 April 2010
Sam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadilah penghapal Alquran

Kita akan segera dilupakan!